Rabu, 29 Februari 2012

'Intelektual' atau keluarga 'Gigi' dulu?


Alhamdulillah, setelah vakum satu bulan lebih dari aktivitas nulis, malem ini sepulang kerja (pk 20:56an), Allah masih mengaruniakan kekuatan dan motivasi untuk jemari ini kembali mondar - mandir diatas lantai persegi papan laptop.

Begitulah, puluhan ide untuk ditulis, puluhan yang lain untuk dikritisi, dan puluhan sisanya untuk didiskusikan, terlewatkan begitu saja, hanya karena saya males nyatat dan sekarang saya tidak yakin bisa mengingat salah satu dari puluhan pelintas pikiran itu untuk saya reka ulang di lembar Microsoft Word ini..fuh, itulah akibatnya orang yang males nulis. Saat terlintas ide lalu tidak ditindaklanjuti, bagi kalian yang suka menulis, hati hati, nyesel.

Sedari sore tadi, sewaktu saya masih berada dirumah salah satu adik bimbingan saya di bilangan perumahan Sendang Asri, sepanjang mengajar Dik Melati (SMP kelas VII) pelajaran Fisika, pikiran saya terbagi dua, antara vektor kecepatan dengan arah tema tulisan, antara delta waktu dan kesenjangan bahan artikel, antara mbikin soal GLB sama ngumpulin ide untuk dirangkai. Berkali kali ide untuk menulis terlintas, dan saya ngga bisa apa apa karena posisinya lagi kerja. Salah satu yang masih saya ingat, saya ingin nulis tentang gigi, dokter gigi, mahasiswa kedokteran gigi dan perannya. Hehehe, sebenernya itu gara - gara kemarin saya chating sama temen saya yang mahasiswa kedokteran gigi di Universitas Hasanudin sana, saya bilang mungkin suatu saat saya nulis tentang dia dan temen temennya di freemium. Saya jadi kepikiran mau merealisasikan itu jadi kenyataan. Beberapa waktu yang lalu ada banyak hal yang siap saya jadikan bahan untuk nulis membahas mahasiswa kedokteran itu, tp amnesia saya rada kambuh keliatannya, lupa td mau mbahas apa aja ya?hhe..

Nah, ya, ada satu hutang saya. Saya inget. Saya pernah janji mau nulis tentang ‘intelektual terpalingkan’ yg sekaligus request mba titik dari kupang. Sebuah frasa yang saya dapat seusai Jalsakh Munah (pertemuan bulanan) dengan sebuah struktur pengkader sebuah parpol Islam, begitu nempel dibenak saya sampai sekarang. Sayangnya waktu itu belum ada kesempatan untuk menulis.

Hmm.. ditilik dari bobotnya, saya rasa sudah tau harus mendahulukan yg mana untuk ditulis. Dimulai dengan ‘Intelektual Terpalingkan’ lalu masalah gigi dan keluarganya.. semoga dimudahkan.

-lutfi

0 komentar:

Posting Komentar

Freemium. Diberdayakan oleh Blogger.
 
;