Selasa, 28 Februari 2012

Secuplik Kriteria Konseptor (bag 2) - selesai


liqo - courtesy by google.co.id


Di bagian kedua ini, saya dimintai pendapat mengenai proker yang bagus..berikut lanjutan email sebelumnya..Cekidot, jgn lupa ummul kitab J

***

Kriteria Konseptor..e-mail selesai..

"....Nah kita lanjut ke bekal selanjutnya. Sebentar, ana cari dulu catetan ana………………
Nah, ketemu..
Ada hal lain yang menurut ana menjadi kriteria ketika kita ingin jadi konseptor handal. Kriteria ini sekaligus membawa kita pada bagian menjadi generasi Rabbani. Seorang muslim itu hendaknya; (‘alim n mutsaqqof), (faqih), (al bashirah bis siyasah), (al bashirah bit tadbir), n  (al qiyam bis su-unir ra’iyah li mashlahatid dunya wad diin)..nah itu dia lima kriteria generasi rabbani yang
harus dimiliki muslim konseptor kalo menurut ana.

1.       ‘Alim dan Mutsaqqof
Berilmu dan berwawasan
2.       Faqih
Menguasai masalah dari berbagai sisi dan masalah
3.       Al Bashirah bis Siyasah
Memiliki kedalaman pandangan tentang politik dan mampu mengelola sebuah kebijakan
4.       Al Bashirah bit Tadbir
Memiliki kedalaman pandangan mengenai menejemen dan mampu menempatkan sumber daya pada posisi semestinya
5.       Al Qiyam bis Su-unir Ra’iyah li Mashlahatid Dunya wad Diin
Mampu mengaplikasikan n mengimplementasikan poin 3-4 dan mendasarkannya pada kepedulian kita pada kepentingan publik.

                Hmm apa lagi ya?
                Kayaknya untuk jadi  dasar itu dulu. Kalo udah bisa melakukan itu semua, insya Allah bisa jadi konseptor paling jempolan. Eh..tapi ada satu syarat yang penting, sangat penting. Orang ini harus punya akhlak muslim dulu. Itu dulu. Dengan akhlak kita terjamin, kita bisa jadi teladan (uswah), itu sudah bisa mencukupi. Nah, yang lain lain, kaya misal menejemen, prinsip2 organisasi, dll, itu bisa dipelajari sambil jalan..

                Program kerja. Yang satu ini ana mending ga terlalu banyak campur tangan. Kreativitas antum lebih cess pleng daripada ana .hhe. Kalo menurut ana, proker yang baik n bermanfaat adalah proker yang jalannya berkesinambungan n ga terputus. Jarak satu ke yang lain ga terlampau jauh supaya obyek yang dibina juga ga lepas. Misal, pengajian rutin tiap bulan n materinya mendalam itu bagus, tapi kalau jarak waktunya antara kajian satu ke yang lain jauh juga manfaatnya sedikit coz kemungkinan lupanya besar. Lebih baik kajian dibuat perminggu (rutin) dan materinya mendalam tapi bertahap. Mereka yang istiqomah ikut kajian, selanjutnya bisa ditawari untuk ikut kajian yang lebih intensif n dibuatkan kelompok sendiri n dipanggilkan murabbi (ustadz-ustadzah) sendiri. Dengan yang seperti ini, antum secara ga langsung sudah membentuk kader da’wah yang nantinya bisa antum mintai bantuan untuk ikut mbantu mengembangkan program kerja antum.

                Entah benar atau ga pandangan ana, tapi menurut ana, program kerja yang besar2 kaya bazaar, warmus, acara training, bedah buku, dsb itu masukknya syi’ar. Sedangkan ana menaruh pengertian da’wah itu pada acara2 kecil tapi intensif kaya liqa’at, halaqoh, n kajian2 khusus yang ada kaderisasi di dalamnya. Tapi sekali lagi itu entah benar entah salah. Nah, sebaiknya antum menyusun proker di kedua sisi itu, syiar dan da’wah, proker besar dan proker pembinaan yg lebih intensif untuk ikhwah fakultas.

                Oke, kayaknya ana nulis kelewat banyak  ya, …hihi
                Sampe sini ada pertanyaan??
                Gimana, ada pertanyaan?? Wah, ga ada jawaban. Brati ga ada pertanyaan..hihi. sip.
                Sekian dulu dari ana, maaf kalau banyak kurangnya, smg kita bisa diskusi lagi
    Kalau ada pertanyaan or hal yg mau didiskusikan, sms aja, nanti kita bahas, entah itu lwat e-mail
    or lewat media lain.


“ ..Ber amal lah, maka Allah akan melihat karya kalian, juga Rasul-Nya, dan orang-orang beriman..”
(at Taubah 105)

“..itulah mereka sedang menyusuli aku.
Dan aku bersegera kepada-Mu Ya Rabbi, agar Engkau ridha (kepadaku).”
(Thaha 84)

“Tidak ada iri hati kecuali dalam dua perkara (yaitu) orang-orang yang diberi harta oleh Alla lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar, dan orang yang dikaruniai ilmu dan kebijaksanaan lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya.”
(Bukhari)

SEMANGAAT !!!
ALLAHU GHOYATUNA!!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh"


Tadi itu akhir e-mail ana. Semoga bermanfaat J
-lutfi

0 komentar:

Posting Komentar

Freemium. Diberdayakan oleh Blogger.
 
;